Jawaban akan beraneka ragam, namun jika saya sebutkan sebuah jawaban akan menjadi fokus utama dalam setiap jawaban yang ada.
Yang membuat kita bahagia adalah tangan kita. Tangan yang dapat membuat sesuatu lebih bernilai
Mengapa kalimat ini saya sampaikan, inilah yang terjadi tatkala kita berusaha meraih apa yang kita inginkan. Meraih sesuatu yang kita dambakan. Dari tangan inilah kita membuat sesuatu lebih bernilai. Tidak sekedar bernilai materi seperti uang. Namun jauh di atasnya yaitu bernilai keikhlasan. Di situlah keindahan dari sebuah kebahagiaan.
Secara alami, manusia ingin disanjung dan dibanggakan. Lumrah, sebagai motivasi. Reaksi beraneka ragam tatkala disanjung. Lumrah, karena manusia terlahir berbeda. Setiap manusia memiliki jalan masing - masing. Dari sepasang tangan, dapat menghasilkan ribuan karya terindah. Karya terindah dari hati dan keikhlasan. Diraih dengan kesabaran dan keuletan.
Namun, mengapa dunia ini tak nampak indah hingga sekarang....................?
Adakah nilai keikhlasan itu ?
Dimana karya terindah itu ?
Adakah kesabaran dan keuletan di dalamnya ?
Saat kita menginginka sesuatu namun tak kunjung datang adalah sebuah proses tertunda untuk kesuksesan. Patutkah kita putus asa ? Apa yang kurang di dalamnya ?. Jika ingin membuat cake yang manis dengan lupa memberi gula. Wajarkah ia kita sebut cake manis ?
Hukum alam, ada memberi dan menerima. Ada yang menabur benih adapula menuainya. Hanya waktu yang saja yang berbeda. Maka jangan takut, jika kita menabur benih kebaikan atau memberi kebaikan. Ada saatnya kita harus menuai atau menerima hasil dari kebaikan itu. Dan sebaliknya. Namun sebelum menuai atau menerima, bawalah nama "keikhlasan". Saat menunggu waktu menuai atau menerima, bawalah nama "Kesabaran". Saat ingin menjadikan kebaikan itu lebih sempurna setelah menuai atau menerima, bawalah nama "Keuletan".
"Keikhlasan", "Kesabaran", "Keuletan"...................................... semua bersumber dari hati. Hati tidak akan pernah lelah untuk merasakan sesuatu tiap detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun. Ia sudah terlatih. Maka, indahkahlah ia...............
Sepenggal kalimat yang saya tulis di atas. Hanya menggambarkan rasa saat saya menghasilkan sebuah karya. Karya yang memuat seluruh hati dan perasaan saya. Saat berkutat dengan waktu. Saat menemukan kejenuhan. Saat kembali mencintai. Hingga menjadikan sebuah karya yang menjadi saksi sepenggal kehidupan saya saat menjadikannya lebih bernilai.
Saat melihatnya tampak lusuh, dengan warna monoton. Saya kenakan dengan indahnya menutupi mahkota saya. Tatkala cermin menggambarkan itu semua. Anggota tubuh bereaksi. Menyempurnakan niat seorang muslimah. Namun, itulah manusia. Ingin tampil lebih sempurna. Saya ingin tampak lebih indah.
Saya raih Benang, Jarum, Pita dan gunting. Saya rangkai sebuah keindahan layaknya seorang putri. Saya gambarkan seluruh kecintaan saya. Bunga............ ya, Siapa yang tidak suka jika melihat bunga. Jika ditanya, bunga kesukaan. Hampir semua wanita suka dengan Bunga mawar (begitu juga saya ^_^). Sepintas senyum saya mengingatkan saya dengan karakter kartun kesayangan saya "Candy Candy". Candy Candy yang selalu tampil dengan aneka bunga.
Candy Candy |
Hehehehehe........... Dengan keindahan itu, saya mencoba rangkai menjadi sebuah karya yang hidup yang mungkin menjadikan saya laksana putri............. Tidak seperti Candy Candy, tapi semanis Candy Candy.
Waktu pun berlalu, 2 hari 3 malam merajut mimpi menjadi kenyataan................... inilah keindahan itu. Terangkai dalam hijabku.....................
arigato...
BalasHapussama - sama mbak. Tks sudah mampir di blog saya
Hapus